Musoshare Note -
Banjir yang melanda dua daerah Barru dan Pangkep, kemarin, membuat ratusan hektare tanaman padi dan permukiman warga terendam. Ironisnya, tanaman padi yang terendam itu masih berusia muda sekitar satu dan dua minggu. Ancaman gagal panen pun menghantui petani khususnya di Barru.
Dilaporkan, banjir terjadi disebabkan oleh hujan deras dan luapan air sungai di daerah Pangkep dan Barru, kemarin. Kawasan permukiman padat di Barru seperti di Lapasu, Kecamatan Balusu, terendam hingga mencapai ketinggian dua meter.
Kondisi hampir sama juga terjadi di kompleks perumahan seperti di BTN Ammaro yang setinggi lutut orang dewasa. Banjir ini juga membuat jalur trans Sulsel, poros Makassar-Barru tepatnya di Bungi Kecamatan Tanete Rilau, sempat lumpuh. Kendaraan yang melintas terpaksa antre hingga berjam-jam, karena badan jalan digenangi air.
Sebagian kendaraan yang dari arah Makassar dan sebaliknya terpaksa menempuh jalur alternatif lewat Desa Pancana tembus Pekkae. "Saya terpaksa lewat belakang (Pancana, red) karena di Bungi mobil harus antre hingga sepanjang satu kilometer," kata Amir, seorang sopir angkutan umum, kemarin. Sementara di Lapasu beberapa warga mengaku, padi yang sudah ditanam terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi Rabu, kemarin. Diperkirakan debit air akan terus bertambah kalau hujan berlangsung terus menerus.
Dan dipastikan lahan pertanian menjadi rusak. "Untungnya air laut tidak naik," kata seorang petani di Lapasu, kemarin. Juni, warga BTN Mattone mengaku, banjir setinggi lutut orang dewasa sudah merendam sebagian besar rumah warga di kompleks BTN Ammaro. "Rumah saya juga sudah dimasuki air namun tidak terlalu tinggi.
Paling parah rumah yang ada di belakang, air sudah setinggi lutut," katanya. Di Pangkep, hujan yang mengguyur dua hari berturut-turut mengakibatkan meluapnya sejumlah sungai di beberapa wilayah. Empat kecamatan yang mengalami kerugian besar akibat banjir tersebut adalah Kecamatan Pangkajene, Ma'rang, Bungoro, dan Segeri.
Bupati Pangkep H Syamsuddin A Hamid SE bersama sejumlah pimpinan SKPD langsung melakukan peninjauan dan pendataan ke sejumlah wilayah yang terkena banjir, kemarin. Kepala Kesbang Pangkep Drs Siswanto Djalil yang juga merupakan kepala Satgas Bencana Pangkep membenarkan hal itu, kemarin. Hasil pantauan kemarin, wilayah dengan kondisi terparah adalah di Kecamatan Bungoro. Banjir di wilayah ini mencapai ketinggian dua meter.
"Selain melakukan pendataan, bupati juga memberikan bantuan awal berupa makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan warga," ujar Siswanto. Namun dia mengaku, hingga saat ini pihaknya belum bisa menaksir berapa besar kerugian materi warga akibat banjir tersebut. Namun bupati telah meminta kepada pihak kelurahan maupun desa untuk mendata kerugian yang dialami warganya. Sayangnya, untuk tahun ini anggaran dana penanggulangan bencana Pangkep nihil alias tidak dianggarkan.
Hal ini diungkap anggota Komisi II DPRD Pangkep Hj Anggraini Amir, kemarin. "Inilah yang menjadi kekhawatiran dewan, karena pada tahun sebelumnya anggaran bencana ada sekitar Rp 500 juta," katanya. Tapi dia tetap optimis pemkab mampu untuk memberikan bantuan kepada warga yang terkena bencana melalui dana bantuan sosial yang tersedia saat ini. "Untuk dana bantuan sosial 2011 kemungkinan ada sekitar kurang lebih Rp 7 miliar. Itu bisa digunakan," tambah Anggran ini.
Dia berharap agar banjir yang melanda beberapa wilayah di Pangkep tidak terlalu berdampak parah bagi masyarakat.
Tidak ada komentar: Banjir Pangkep Lumpuhkan Jalan Lintas Provinsi
Posting Komentar