Musoshare Note -
KOMPAS.com/ Kiki Andi PatiSatu pengunjuk rasa dikeroyok dan dipukul sejumlah anggota polisi saat unjuk rasa tolak hasil pilkada di depan kantor KPU Sultra
sumber : http://regional.kompas.com/read/2012/11/22/13025753/Seorang.Pendemo.Dikeroyok.Polisi
KOMPAS.com/ Kiki Andi PatiSatu pengunjuk rasa dikeroyok dan dipukul sejumlah anggota polisi saat unjuk rasa tolak hasil pilkada di depan kantor KPU SultraKENDARI, - Aksi unjuk rasa 500 orang yang tergabung dalam Sulawesi Tenggara Menggugat di Jalan Khairil Anwar, di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis (22/11/2012) ricuh. Satu orang demonstran bernama Fajar Asa dikeroyok sejumlah anggota polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
Aksi pengeroyokan berawal saat Fajar hendak mengajak para pengunjuk rasa untuk maju, namun Kepala bagian operasional Polresta Kendari, Komisaris Polisi Agus. S menghalau dan beberapa anggota polisi lainnya langsung mengeroyok hingga memukul demonstran tersebut.
Polisi lalu membawa masuk Fajar ke dalam kantor KPU Sultra. Sementara massa aksi lainnya menarik kawat duri yang dipasang polisi, di sepanjang jalan. Akibatnya, tarik menarik kawat duri antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi, meski tidak berlangsung lama.
Aksi unjuk rasa yang dimulai dari alun-alun kota Kendari di Jalan Abdullah Silondae, menggunakan sekitar 20 mikrolet dan 15 truk. Unjuk rasa yang dilakukan ratusan orang yang tergabung dalam Sultra menggugat untuk menolak hasil Pemilihan Kepala Daerah Sultra yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 November 2012 lalu.
Mereka menilai, terlalu banyak pelanggaran terhadap tahapan yang dilakukan oleh Komisioner KPU Sultra, sehingga pihaknya bisa menerima begitu saja apa yang menjadi hasil pilkada. "Kita sebagai masyarakat Sultra seharusnya bisa melihat secara jeli bahwa pilkada yang terjadi di Sultra hari ini terlalu banyak kecurangan, tetapi kita hanya bisa menerima begitu saja, orasi yang kami sampaikan hariini guna memperlihatkan bahwa kami menolak tahapan pilkada," teriak Aladin Pantasi koordinator aksi.
Massa meminta agar proses pilkada bisa diulang sehingga tercipta suatu proses pilkada yang adil dan memang menghasilkan pemimpin yang benar-benar pilihan masyarakat. Aksi turun jalan ratusan orang dari Sultra menggugat mendapat pengawalan 300 personil polisi yang terdiri dari anggota Dalmas, intelijen dan dua SSK Brimobda Sultra.
Aksi pengeroyokan berawal saat Fajar hendak mengajak para pengunjuk rasa untuk maju, namun Kepala bagian operasional Polresta Kendari, Komisaris Polisi Agus. S menghalau dan beberapa anggota polisi lainnya langsung mengeroyok hingga memukul demonstran tersebut.
Polisi lalu membawa masuk Fajar ke dalam kantor KPU Sultra. Sementara massa aksi lainnya menarik kawat duri yang dipasang polisi, di sepanjang jalan. Akibatnya, tarik menarik kawat duri antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi, meski tidak berlangsung lama.
Aksi unjuk rasa yang dimulai dari alun-alun kota Kendari di Jalan Abdullah Silondae, menggunakan sekitar 20 mikrolet dan 15 truk. Unjuk rasa yang dilakukan ratusan orang yang tergabung dalam Sultra menggugat untuk menolak hasil Pemilihan Kepala Daerah Sultra yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 November 2012 lalu.
Mereka menilai, terlalu banyak pelanggaran terhadap tahapan yang dilakukan oleh Komisioner KPU Sultra, sehingga pihaknya bisa menerima begitu saja apa yang menjadi hasil pilkada. "Kita sebagai masyarakat Sultra seharusnya bisa melihat secara jeli bahwa pilkada yang terjadi di Sultra hari ini terlalu banyak kecurangan, tetapi kita hanya bisa menerima begitu saja, orasi yang kami sampaikan hariini guna memperlihatkan bahwa kami menolak tahapan pilkada," teriak Aladin Pantasi koordinator aksi.
Massa meminta agar proses pilkada bisa diulang sehingga tercipta suatu proses pilkada yang adil dan memang menghasilkan pemimpin yang benar-benar pilihan masyarakat. Aksi turun jalan ratusan orang dari Sultra menggugat mendapat pengawalan 300 personil polisi yang terdiri dari anggota Dalmas, intelijen dan dua SSK Brimobda Sultra.
Tidak ada komentar: Pendemo Dikeroyok Polisi
Posting Komentar